Rabu, 31 Agustus 2011

AYO SHOLAT BERJAMAAH

ini dalil sholat berjamaah:

Dari Ibnu Umar ra bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
`Shalat berjamaah itu lebih
utama dari shalat sendirian
dengan 27 derajat. (HR
Muslim 650, 249)

Dari Abi Musa ra berkata
bahwa Rasulullah SAw
bersabda, `Sesungguhnya
orang yang mendapatkan
ganjaran paling besar adalah
orang yang paling jauh berjalannya. Orang yang
menunggu shalat jamaah
bersama imam lebih besar
pahalanya dari orang yang
shalat sendirian kemudian
tidur. (lihat Fathul Bari jilid 2 halaman 278)

Dari Ibnu Abbas ra bahwa
Rasulullah SAw bersaba,
`Siapa yang mendengar azan
tapi tidak mendatanginya,
maka tidak ada lagi shalat
untuknya, kecuali karena ada uzur.(HR Ibnu Majah793, Ad-
Daruquthuny 1/420)

Dari Aisyah ra berkata,
`Siapa yang mendengar azan
tapi tidak menjawabnya
(dengan shalat), maka dia
tidak menginginkan kebaikan
dan kebaikan tidak menginginkannya. (Al-Muqni`
1/193)

Dari Abu Hurairah ra bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
`Sungguh aku punya
keinginan untuk
memerintahkan shalat dan
didirikan, lalu aku memerintahkan satu orang
untuk jadi imam. Kemudian
pergi bersamaku dengan
beberapa orang membawa
seikat kayu bakar menuju ke
suatu kaum yang tidak ikut menghadiri shalat dan aku
bakar rumah-rumah mereka
dengan api.” (HR Bukhari
644, 657, 2420, 7224. Muslim
651 dan lafaz hadits ini
darinya).

Dari Abi Darda` ra bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah 3 orang yang
tinggal di suatu kampung
atau pelosok tapi tidak
melakukan shalat jamaah, kecuali syetan telah
menguasai mereka.
Hendaklah kalian berjamaah,
sebab srigala itu memakan
domba yang lepas dari
kawanannya.” (HR Abu Daud 547 dan Nasai 2/106
dengan sanad yang hasan)

Dari Malik bin Al-Huwairits
bahwa Rasulullah SAW,
`Kembalilah kalian kepada
keluarga kalian dan
tinggallah bersama mereka,
ajarilah mereka shalat dan perintahkan mereka
melakukannya. Bila waktu
shalat tiba, maka hendaklah
salah seorang kalian
melantunkan azan dan yang
paling tua menjadi imam.(HR Muslim 292 – 674).

Dari Ibnu Umar ra bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
`Shalat berjamaah itu lebi
utama dari shalat sendirian
dengan 27 derajat. (HR
Muslim 650, 249)

Dari Abi Hurairah ra bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya shalat yang
paling berat buat orang
munafik adalah shalat Isya
dan Shubuh. Seandainya mereka tahu apa yang akan
mereka dapat dari kedua
shalat itu, pastilah mereka
akan mendatanginya meski
dengan merangkak. Sungguh
aku punya keinginan untuk memerintahkan shalat dan
didirikan, lalu aku
memerintahkan satu orang
untuk jadi imam. Kemudian
pergi bersamaku dengan
beberapa orang membawa seikat kayu bakar menuju ke
suatu kaum yang tidak ikut
menghadiri shalat dan aku
bakar rumah-rumah mereka
dengan api.” (HR Bukhari
644, 657, 2420, 7224. Muslim 651 dan lafaz hadits ini
darinya).

Dari Abi Hurairah ra berkata
bahwa Rasulullah SAW
didatangi oleh seorang laki-
laki yang buta dan berkata,
“Ya Rasulullah, tidak ada
orang yang menuntunku ke masjid. Rasulullah SAW
berkata untuk memberikan
keringanan untuknya. Ketika
sudah berlalu, Rasulullah
SAW memanggilnya dan
bertanya, `Apakah kamu dengar azan shalat?`. `Ya`,
jawabnya. `Datangilah`, kata
Rasulullah SAW. (HR Muslim
1/452).

Bukhari-Muslim
meriwayatkan dari Ibnu
Umar radiallahu’anhu
bahwa Rasulullah
salallahu’alaihi wassalam
bersabda: “ Shalat berjamaah lebih
utama daripada shalat
sendirian dengan selisih
pahala 27 derajat.”

Bukhari meriwayatkan dari
Abu Hurairah
radiallahu’anhu, ia berkata
bahwa Rasulullah
salallahu’alaihi wassalam
bersabda: “Shalat seseorang yang
dikerjakan secara
berjama’ah, pahalanya
melebihi shalatnya yang
dikerjakan secara sendirian
di rumah atau dipasar dengan selisih pahala 25
derajat. Yang demikian itu
bias diraih jika dia mau
berwudhu secara sempurna,
lalu keluar menuju masjid
yang tujuannya tiada lain mengerjakan shalat. Tidaklah
dia melangkahkan kakinya
(saat menuju masjid),
melainkan dengnnya
derajatnyan ditinggikan dan
dosanya akan dihapus. Jika dia telah mengerjakan shalat,
para malaikat akan tetap
bershalawat kepadanya
selama masih berada di
tempat shalatnya dan belum
berhadats. Para malaikat berucap: “Ya Allah
limpahkanlah rahmat dan
ampunan kepadanya. Ya
Allah, kasih sayangilah
dia.” Dan dia dianggap
mengerjakan shalat selama menunggu dikerjakannya
shalat.”

Muslim meriwayatkan dari
Abu Hurairah
radiallahu’anhu, ia berkata: “Pernah ada seorang lelaki
buta datang kepada
Rasulullah salallahu’alaihi
wassalam, ia berkata: ‘ Ya
Rasulullah, aku tidak
memiliki pemandu yang bias menuntunku untuk pergi ke
masjid.’ Dia lalu meminta
kepada Rasulullah
salallahu’alaihi wassalam
agar diberi keringanan untuk
mengerjakan shalat dirumah, lalu beliau mengabulkannya.
Namun tatkala lelaki itu
hendak pergi, beliau
memanggilnya, lalu
bertanya: ‘Apakah engkau
mendengar dilantunkannya adzan?’ dia menjawab:
‘Ya.’ Beliau bersabda:
‘Kalau begitu, datangilah
(shalat berjama’ah).’”

Bukhari-Muslim
meriwayatkan dari Abu
Hurairah radiallahu’anhu
bahwa Rasulullah
salallahu’alaihi wassalam
bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya,
sungguh aku pernah hendak
menyuruh para sahabat
untuk mencari kayu bakar,
lalu aku menyuruh agar shalat berjama’ah
dikerjakan. Selanjutnya, aku
menyuruh seseorang untuk
mengimami banyak orang,
sementara aku tidak ikut
shalat berjama’ah guna mencari rumah orang-orang
yang tidak mengikuti shalat
berjama’ah lalu aku bakar
rumah mereka.”

Muslim meriwayatkan dari
Ibnu Mas’ud
radiallahu’anhu, ia berkata: “Barang siapa yang suka
menghadap Allah dalam
keadaan muslim, hendaklah
ia selalu memelihara
(berjama’ah) shalat fardhu,
sebab Allah telah mensyari’atkan sunanul
huda kepada nabi kalian
salallahu’alaihi wassalam
dan sesungguhnya
(berjama’ah) shalat fardhu
itu termasuk sunanul huda. Sekiranya kalian
mengerjakan shalat di rumah
kalian sebagaimana yang
dikerjakan oleh orang yang
tidak turut shalat
berjama’ah, berarti kalian telah meninggalkan sunnah
Nabi kalian. Jika kalian telah
meninggalkan sunnah Nabi
kalian, berarti kalian telah
sesat. Sungguh kami tidak
menganggap seseorang dari kami yang meninggalkan
shalat berjama’ah,
melainkan sebagai munafiq
yang sudah jelas nifaqnya.
Sungguh pernah ada diantara
kami seseorang yang (karena suatu udzur lalu)
dipapah oleh dua orang
hingga sampai di shaf.”
Dalam riwayat lain
disebutkan: “Sungguh
Rasulullah salallahu’alaihi wassalam pernah
mengajarkan sunanul huda
kepada kami dan
sesungguhnya termasuk
sunanul huda adalah
mengerjakan shalat berjama’ah di masjid yang
dikumandangkan adzan di
dalamnya.”

Senin, 29 Agustus 2011

MUTTAQIEN

Alhamdulilillah,sebulan kita laksanakan puasa ramadhon,lapar dan dahaga kita tahan,nafsu kita kendalikan,salat tarawih,tadarus dan i'tikaf kita laksanakan,semua kebajikan kita tingkatkan serta kemaksiatan kita lawan.semua itu hanya untuk menyempurnakan ibadah agar mendapat pridikat muttaqien (orang yang bertaqwa).ternyata untuk menjadi orang yang bertaqwa tidak mudah,harus ada perjuangan,kita berjuang melawan hawa nafsu,kita berjuang melawan kemaksiatan,kita berjuang melawan godaan syetan, dan bisa di pastikan setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan, mengorbankan harta benda kita,tenaga kita,waktu kita,kesenangan kita demi melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.semoga dengan sebulan penuh kita berpuasa bisa merubah tingkah laku kita dalam 11 bulan kedepan menjadi tingkah laku seorang yang muttaqien,yang bisa memberi kedamain dan kebahagian dunia akherat.

Kamis, 18 Agustus 2011

3 NASEHAT NABI

Rosulullah SAW bersabda " Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kasalahanmu dengan kebaikan niscaya iya dapat menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang tepuji" HR. Tirmizi.

Dalam hadis diatas terdapat tiga nasehat Nabi

1.Bertaqwalah kamu dimanapun kamu berada.


Difinisi bertaqwa ada bermacam-macam, salah satunya "melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya",ada juga yang mendifinisikan " melakukan suatu perbuatan yang bisa berguna untuk dia sendiri atau orang lain dan tidak melakukan suatu perbuatan yang bisa merugkan dia sendiri atau orang lain karena Allah". jadi kapanpun dan dimanapun kita berada pasti kita berhubungan dengan ketaqwaan,setiap desah nafas kita, setiap gerak kita selalu ada hubungannya dengan ketaqwaan, maka ketika kita berbuat sesuatu hendaknya kita lakukan karena Allah,kita taat pada peraturan pemerintah bukan karena kita takut akan sangsi dari penegak hukum, melainkan karena Allah menyuruh kita mentaatinya,setiap gerakan kita yang bisa merugikan orang lain atau diri kita sendiri pastilah Allah melarangNYA.Ketaqwaan harus diperjuangkan, dan Untuk menjadi orang yang bertaqwa diperlukan perjuangan, perjuangan pastilah memerlukan pengorbanan,contoh, ketika kita lagi asik nonton tv yang lagi seru-serunya terdengar suara azan,hendaknya kita tinggalkan tv nya untuk datang ke masjid untuk melakukan salat berjamaah, karena salat berjamaah adalah perintah Allah, dan kita korbanan sedikit kepentingan kita untuk mencari ketaqwaan,itu merupakan contoh yang paling ringan untuk mendapatkan ketakwaan, pengorbanan merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan untuk mencapai tingkat taqwa, tidak cuma waktu saja tapi semua yang kita punyai,harta kita,jiwa kita, keluarga kita,kesenangan kita dan semua harus di nomor duakan,dan yang nomor satu adalah ALLAH SWT

2.Ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapusnya.

Ketika kita melakukan perbuatan yang salah, hendaknya kita segera bertobat, kita berusaha untuk tidakmengulangnya kembali dan kita ikuti dengan berbuat baik. Jika perbuatan salah yang kita lakukan merugian orang lain hendaknya kita meminta maaf kepada orang yang tersakiti, tetapi jika kita melakukan perbuatan yang merugikan kita,hendaknya kita banyak-banyak beristighfar memohon ampun kapada ALLAH dan berusaha untuk tidak mengulangnya serta memperbanyak shodaqoh, karena shodaqoh bisa menghapus kesalahan. sabda Rosulullah SAW "sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api"

3.Pergaulilah manusia dengan akhlak yang terpuji.

Berbuat baik kepada orang lain merupakan misi Rosulullah,kita tidak boleh berbuat sesuatu yang bisa menyakiti orang lain, karena kitapun tidak mau orang lain berbuat yang menyakiti kita,Kita mungkin pernah menemukan orang yang bertengkar gara-gara hal yang sepele bahkan hanya karena miskomunikasi, bahkan dalam suatu kampung yang kecil tejadi cekcok gara-gara anaknya yang pinjam mainan tidak boleh sehingga anaknya nangis, kemudian orang tuanya ikut-ikutan, kalau kita berpegang pada nasehat Nabi niscaya kita akan selalu berbuat baik kepada tetangga, karena Nabi menyuruh kita berbuat baik kepada semua manusia tanpa membedakan suku, agama,kelompok, apalagi sama tetangganya sendiri. bahkan Rosulullah SAW bersabda "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya" HR.Bukhori muslim .

Do'a

SEMOGA ALLAH SELALU MEMBERI ROHMAT DAN HIDAYAH KEPADAMU