Minggu, 25 April 2010

BATASAN SABAR

Sering kita mendengar kata-kata “sabar ya sabar ,tapi ada batasnya dong” Benarkah sabar itu ada batasnya? lalu di manakah batasan sabar itu? Kalau mencermati alqur’an,lebih dari 90 ayat yang menyinggung tentang sabar dan tak satu pun yang menyinggung tentang batasan-batasan sabar.
Setiap manusia tentu punya kesabaran yang berbeda, ada kuat dan ada yang lemah serta ada juga yang sedang-sedang, kesabaran itu tidak setabil,kita sendiri pasti mengakui bahwa kesabaran kita tidak setabil,ketika ada suatu kejadian emosi kita gampang terpancing,kita susah mengendalikannya,ketika kita dicoba dengan sakit atau lagi tidak punya duit pikiran kita tidak terkontrol kemana-mana bahkan terkadang kita su’udhon.
Kalau di cermati, kesabaran itu seperti iman,kadang iman kita kuat kadang sedang dan terkadang lemah.seseorang kalau imannya lagi kuat niscaya punya semangat ibadah dan punya kesabaran yang kuat,dan jika imannya lemah maka semangat ibadah dan kesabarannya juga lemah,itu menunjukksn bahwa batasan kesabaran adalah iman,maka jika kita mendengar komentar orang lain dari suatu kejadian “yen aku yo wis ra sabar” itu menunjukkan batas kesabaran orang itu cuma sampai di situ dan itu menunjukkan kekuatan iman orang tersebut.Dalam surat Al baqarah 155 menyebutkan “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” dalam ayat tadi Allah akan member cobaan kepada kita supaya kita bisa sabar.
Mari kita berdoa dan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kesabaran kita, dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang sabar.wa Allohu a’lam

Rabu, 21 April 2010

INTROSPEKSI

Setelah salat asar sejenak saya mengingat-ingat apa saja yang telah saya perbuat mualai dari bangun tidur sampai sekarang,adakah hal-hal baik yang telah saya lakukan dan berapa banyak kemaksiatan yang saya perbuat.ketika sekilas saya mengingat-ingat,hanya terbayang perbuatan-perbuatan baik saja yang telah saya lakukan,tetapi begitu saya ingat-ingat benar dengan seksama dari semua panca indra saya mulai dari mata,hidung,mulut,tangan,kaki,telinga dan juga hati ternyata lebih banyak maksiatnya di banding kebaikannya.
Hal itu menunjukkan bahwa saya sebenarnya hanya mau melihat kebaikan saya tanpa peduli dengan perbuatan-perbuatan maksiat yang telah saya lakukan,bahkan perbuatan-perbuatan maksiat yang jumlahnya lebih banyak dari kebaikan saja tidak saya sadari, sehingga saya melakukan kemaksiatan tanpa sadar dan menjadi hal yang wajar.
Ketika saya duduk di kelas satu MTs (SLTP) saya di tawari teman saya rokok,sekali dua kali saya bisa nolak, tetapi tawaran itu berkali-kali sampai sekitar sebulan saya akhirnya menerima juga dan mencoba sebatang rokok.Pertama saya merokok saya merasa bersalah karena saya masih sekolah dan belum pantas untuk merokok, tetapi setelah beberapa kali merokok rasa bersalah tadi semakin berkurang sampai akhirnya hilang dan saya menjadi perokok berat.
Melihat hal-hal yang saya lakukan, menunjukkan bahwa sesuatu yang dulu di anggap asing akan menjadi tidak asing ketika hal-hal tersebut di ulang-ulang, itupun berlaku dengan kemaksiatan dan kebaikan. Kemaksiatang yang awlnya di anggap sangat berdosa akan menjadi seakan-akan tidak berdosa apabila di lakukan berulang-ulang.
Mari kita intropeksi diri tentang perbuatan-perbuatan kita yang sebenarnya itu merupakan perbuatan jelek tetapi tidak kita sadari sehingga seakan-akan kita anggap lumrah dan tidak berdosa.waALLAHu a’lam.
posting kok ga bisa2 ya

Do'a

SEMOGA ALLAH SELALU MEMBERI ROHMAT DAN HIDAYAH KEPADAMU